Friday, March 3, 2017

COST AND BENIFIT ANALISIS & NET PRESENT VALUE METHOD




COST AND BENIFIT ANALISIS & NET PRESENT VALUE METHOD






PENDAHULUAN


               Pengembangan suatu sistem informasi merupakan suatu investasi seperti halnya investasi proyek lainnya. Investasi berarti dikeluarkannya sumber-sumber daya untuk mendapatkan manfaat dimasa mendatang. Investasi untuk mengembangkan sistem informasi juga membutuhkan sumber-sumber daya.
               Sebagai hasilnya, sistem informasi akan memberikan manfaat-manfaat yang dapat berupa penghematan-penghematan atau manfaat-manfaat yang baru.Jika manfaat yang diharapkan lebih kecil dari sumber-sumber daya yang dikeluarkan, maka sistem informasi ini dikatakan tidak bernilai atau tidak layak. Oleh karena itu, sebelum sistem informasi dikembangkan, maka perlu dihitung kelayakan ekonomisnya.
               Teknik untuk menilai ini disebut dengan analisis biaya/keuntungan (cost/benefit analysis).Analisis biaya/keuntungan disebut juga dengan analisis biaya/efektivitas (cost/ effectivenss analysis). Keuntungan dari pengembangan sistem informasi tidak semuanya mudah diukur secara langsung dengan nilai uang, seperti misalnya keuntungan pelayanan kepada langganan yang lebih baik. Keuntungan yang sulit diukur langsung dengan nilai uang ini selanjutnya jika ingin ditentukan dalam bentuk nilai uang, maka dapat menaksir efektivitasnya.





PEMBAHASAN

1.Komponen Penilaian Dalam Cost & Benefits Analysis
               Sesuai dengan namanya, Cost & Benefit Analysis didasarkan pada dua komponen penilaian, yaitu komponen biaya dan komponen manfaat. Menurut Frederick H. Wu dalam bukunya  Accounting Information Systems, Theory and Practice, komponen biaya yang berhubungan dengan  pengembangan sebuah  sistem informasi dapat diklasifikasikan dalam empat kategori, yaitu :
1)Procurement Cost
               Procurement Cost atau biaya pengadaan  adalah  semua biaya yang  dikeluarkan berkaitan dengan pengadaan hardware. Diantaranya adalah seperti  : biaya konsultasi pengadaan hardware, biaya pembelian hardware, biaya  instalasi  hardware, biaya fasilitas  (ruang, ac, dll.), biaya modal untuk pengadaan hardware, biaya manajerial dan personalia untuk pengadaan hardware. Biaya pengadaan  ini biasanya dikeluarkan pada tahun-tahun pertama  (initial cost) sebelum system dioperasikan, kecuali apabila pengadaan hardware dilakukan dengan cara leasing.  

2)Start Up Cost
               Start Up Cost atau biaya persiapan operasional adalah semua biaya yang dikeluarkan sebagai upaya membuat sistem siap  untuk dioperasionalkan. Biaya-biaya persiapan operasional meliputi : biaya pembelian software system informasi berikut instalasinya, biaya instalasi perangkat komunikasi/jaringan, biaya reorganisasi, biaya  manajerial  dan personalia untuk  persiapan operasional.
Sama dengan biaya pengadaan, biaya persiapan operasional ini juga merupakan “initial cost”. 

3)Project Related Cost
Project Related Cost atau biaya proyek adalah biaya yang berkaitan dengan biaya mengembangkan sistem termasuk biaya penerapannya. Biaya proyek diantaranya adalah :  biaya analisis system; seperti biaya untuk mengumpulkan data, biaya dokumentasi (kertas, fotocopy, dll), biaya rapat, biaya staff analis, biaya  manajerial  dalam tahap analisis  sistem;  biaya disain sistem; seperti biaya dokumentasi, biaya rapat, biaya  staff  analis, biaya staff pemrograman, biaya pembelian  software aplikasi, biaya manajerial dalam tahap desain  sistem,  biaya penerapan  sistem; seperti  biaya pembuatan  form baru, biaya konversi data, biaya pelatihan sumber daya manusia, biaya manajerial dalam tahap penerapan sistem.
Bila sistem dikembangkan secara  “outsourcing” dengan menggunakan konsultan dari luar perusahaan, maka diperlukan biaya tambahan, yaitu biaya konsultasi.



4)Ongoing and Maintenance Cost
Ongoing and Maintenance Cost atau biaya operasional  adalah biaya untuk mengoperasikan sistem agar sistem dapat beroperasi dengan baik. Sedangkan biaya perawatan adalah biaya untuk merawat sistem dalam masa pengoperasionalannya. Yang termasuk biaya operasi dan perawatan sistem adalah : biaya personalia  (operator, staff administrasi, staff pengolah data,  staff  pengawas data), biaya overhead (telepon,  listrik, asuransi, keamanan, supplies), biaya perawatan hardware (reparasi, service), biaya perawatan software  (modifikasi program, penambahan modul program), biaya perawatan peralatan dan  fasilitas, biaya manajerial  dalam operasional  sistem, biaya  kontrak untuk konsultan selama operasional sistem, biaya depresiasi.
Biaya operasional dan perawatan biasanya terjadi secara rutin selama usia operasional sistem.
Sedangkan komponen manfaat atau  - dalam hal ini dapat disebut pula sebagai - efektivitas yang di dapat dari sebuah sistem informasi dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

a)Manfaat atau efektifitas yang didapat dari pengurangan biaya.
b) Manfaat atau efektifitas yang didapat dari pengurangan kesalahan-kesalahan.
c)Manfaat atau efektifitas yang didapat dari peningkatan kecepatan aktivitas.
d)Manfaat atau efektifitas yang didapat dari  peningkatkan perencanaan dan pengendalian manajemen.
Manfaat atau efektifitas dari sebuah  sistem informasi dapat juga diklasifikasikan dalam dua bentuk yaitu : tangible benefits dan intangible benefits. 

Tangible Benefits atau manfaat  keuntungan yang  berwujud adalah  keuntungan penghematan-penghematan atau peningkatan-peningkatan di dalam perusahaan  yang  dapat di  ukur secara kuantitatif dalam bentuk satuan nilai moneter/uang. Diantaranya adalah : keuntungan dari pengurangan  biaya operasional,  keuntungan  dari pengurangan kesalahan-kesalahan proses, keuntungan  dari pengurangan biaya telekomunikasi, keuntungan akibat  peningkatan penjualan, keuntungan akibat pengurangan biaya persediaan, dan keuntungan akibat pengurangan kredit yang tidak tertagih.

Intangible Benefits  atau manfaat  keuntungan yang tidak berwujud adalah  nilai keuntungan  yang sulit atau tidak mungkin  di ukur dalam bentuk satuan nilai moneter/uang. Diantaranya adalah seperti  : keuntungan akibat peningkatan pelayanan yang  lebih baik kepada pelanggan, keuntungan akibat peningkatan kepuasan kerja sumber daya manusia yang ada, dan keuntungan akibat peningkatan pengambilan keputusan manajerial yang lebih baik. Intangible benefits sulit untuk diukur dalam satuan nilai moneter/uang, karena itu  cara pengukurannya dapat dilakukan  dengan menggunakan penaksiran. Sebagai contoh : kualitas pelayanan kepada pelanggan yang menjadi lebih baik merupakan salah satu bentuk intangible benefits. Dan tentu saja akan sulit untuk mengukur dalam satuan nilai uang peningkatan pelayanan yang lebih baik tersebut. Dan untuk itu dapat dilakukan analisis seperti yang dicontohkan berikut ini.
Akibat yang  akan didapat dari pelayanan yang  ‘kurang baik’ kepada pelanggan  tentunya adalah : terjadinya pengurangan pemesanan pelanggan, bahkan sampai pada kemungkinan pelanggan tidak akan melakukan pemesanan kembali kepada perusahaan. Jumlah pengurangan pesanan pelanggan akibat pelayanan yang  kurang baik dapat diukur  dengan menaksirnya bersama-sama pemakai sistem dengan cara seperti berikut.

Misalnya berdasarkan taksiran yang dibuat didapat data bahwa :
Diperkirakan sebesar 55% pelanggan akan mengurangi 9% pesanannya, sebesar 20% pelanggan akan mengurangi 40% pesanannya, sebesar 10% pelanggan akan mengurangi 80% pesanannya, dan sebesar 5% pelanggan akan mengurangi 100% pesanannya. Maka taksiran kehilangan pesanan pelanggan perusahaan dapat dihitung seperti dibawah ini.

Kehilangan pesanan  : (55%x9%)+(20%x40%)+(10%x80%)+(5%x100%)
                                        : (4.95%+8%+8%+5%)
                                        : 25.95 % 

Artinya  : akibat dari pelayanan yang kurang baik maka 25,95% dari  pesanan penjualan akan hilang.
Jika pelanggan melakukan pemesanan setiap tahunnya rata-rata sebesar Rp. 5.000.000-, maka diperkirakan akan terjadi kehilangan pemesanan pelanggan sebesar 25.95% dari keseluruhan rata-rata pemesanan pelanggan  per tahunnya,  yaitu sebesar  Rp.5.000.000, x25.95% : Rp. 1.297.500,-.
Dan jika perusahaan memiliki misalnya  100 pelanggan saat  itu, maka  dapat diperkirakan jumlah total dari kehilangan pemesanan adalah : 100xRp.1.297.500,- : Rp.129.750.000, Analisis ini  dapat digunakan oleh manajemen sebagai dasar untuk mengukur  intangible benefits.

2.Cost & Benefits Analysis
Setelah komponen biaya dan manfaat diketahui, maka cost & benefits analysis bisa dilakukan untuk menentukan apakah sebuah proyek sistem informasi layak atau tidak. Dalam analisa suatu investasi, terdapat dua aliran kas, aliran kas keluar (cash outflow) yang terjadi karena pengeluaran-pengeluaran untuk biaya investasi, dan aliran kas masuk (cash inflow) yang terjadi akibat manfaat yang dihasilkan oleh suatu  investasi. Aliran kas masuk atau yang sering dikatakan pula sebagai proceed, merupakan keuntungan  bersih sesudah pajak ditambah dengan depresiasi (bila depresiasi masuk dalam komponen biaya).
Adapun metode-metode7 yang digunakan dalam  cost &  benefits analysis diantaranya adalah  : payback period method, return on investment method, net present value method, dan internal rate of return method. Penjelasan dan contoh perhitungan dari metode-metode tersebut dapat dilihat dibawah ini.
1)Payback Period Method
Penilaian  proyek investasi  menggunakan  metode ini didasarkan  pada lamanya investasi  tersebut dapat tertutup dengan aliran-aliran kas masuk, dan faktor bunga tidak dimasukan dalam perhitungan ini.
Sebagai misal : Sebuah Proyek Sistem Informasi Manajemen bernilai Rp. 20.000.000,-. Dan misalnya cash inflow tiap tahunnya adalah  sama, yaitu sebesar  Rp. 6.000.000,-. Maka  periode pengembalian investasi ini adalah : Rp. 20.000.000,-/Rp. 6.000.000,- = 3,333 tahun. Ini berarti proyek investasi sistem informasi manajemen tersebut akan tertutup dalam waktu 3 tahun 3 bulan.
Bila  cash inflow tiap tahun tidak sama  besarnya, maka harus dihitung satu-persatu sebagai  berikut. Berdasarkan data pada Lampiran-01, misalnya nilai proyek sistem informasi manajemen adalah Rp. 788.500.000,-, dan umur ekonomis proyek tersebut  adalah 4 tahun dan  cash inflow setiap  tahunnya adalah seperti berikut ini :

  cash inflow tahun 1 sebesar Rp. 285.000.000,-
  cash inflow tahun 2 sebesar Rp. 372.500.000,-
  cash inflow tahun 3 sebesar Rp. 486.000.000,-
  cash inflow tahun 4 sebesar Rp. 542.250.000,-

Maka payback period untuk investasi sistem informasi manajemen ini adalah :
Nilai investasi    = Rp. 788.500.000,-
cash inflow tahun 1   = Rp. 285.000.000,-
Sisa investasi tahun 2   = Rp. 503.500.000,-
cash inflow tahun 2  = Rp. 372.500.000,-
Sisa investasi tahun 3  = Rp. 131.000.000,-
Sisa investasi tahun 3 sebesar Rp. 131.000.000,- tertutup oleh sebagian dari cash inflow tahun 3 sebesar Rp. 486.000.000,-, yaitu Rp. 131.000.000,-/Rp.  486.000.000,- = 0.2695 bagian. Kesimpulannya adalah bahwa payback period investasi ini adalah 2 tahun 3,234 bulan. Dan kelayakan dari investasi ini dapat dilakukan dengan membandingkan  payback period yang  ada dengan  maximum payback  period yang dianggap layak yang telah tetapkan sebelumnya. Misalnya maximum payback period  adalah 3 tahun, berarti investasi ini diterima.



2)Return On Investment
Metode pengembalian investasi digunakan untuk mengukur prosentase manfaat yang dihasilkan oleh suatu proyek dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkannya. Sedangkan return on investment dari suatu proyek investasi dapat dihitung dengan rumus:

                   Total manfaat – Total biaya
 ROI =
                             Total biaya
Berdasarkan data  pada  Lampiran-01,  diketahui bahwa total manfaat dari  Proyek Pengembangan Sistem Informasi Manajemen PT. Genitya Dabatas & Co. adalah :
             Manfaat tahun ke 1   = Rp.    346.000.000,-
             Manfaat tahun ke 2   = Rp.    440.000.000,-
             Manfaat tahun ke 3   = Rp.    565.000.000,-
             Manfaat tahun ke 4   = Rp.    627.500.000,-  +
             Total Manfaat            = Rp. 1.978.500.000,-

Sedang total biaya yang dikeluarkan adalah:
  Biaya tahun ke 0   = Rp.    788.500.000,-
  Biaya tahun ke 1   = Rp.      61.000.000,-
  Biaya tahun ke 2   = Rp.      67.500.000,-
  Biaya tahun ke 3   = Rp.      79.000.000,-
  Biaya tahun ke 4   = Rp.      85.250.000,-  +
  Total Biaya            = Rp. 1.081.250.000,-

ROI untuk proyek ini adalah sebesar : 
= ((Rp. 1.978.500.000 – Rp. 1.081.250.000,-)/Rp. 1.081.250.000,-) x 100%  = 82,98 %
Apabila suatu proyek investasi mempunyai ROI lebih besar dari 0 maka proyek tersebut  dapat diterima.  Pada  proyek ini  nilai ROI  nya adalah 0,8298 atau 82,98%, ini  berarti  proyek ini  dapat diterima,  karena proyek ini akan  memberikan keuntungan sebesar 82,98% dari total biaya investasinya.



3)Net Present Value Method
Metode nilai sekarang bersih merupakan metode yang memperhatikan nilai waktu dari uang. Metode ini menggunakan suku bunga diskonto yang  akan mempengaruhi  cash inflow  atau arus dari  uang. Berbeda dengan metode payback period dan return on investment yang tidak memperhatikan nilai waktu dari uang (time value of money) atau time preference of money. Dalam metode ini satu rupiah nilai uang sekarang lebih berharga dari satu rupiah nilai  uang dikemudian hari,  karena uang tersebut dapat diinvestasikan atau ditabung atau  didepositokan dalam jangka waktu tertentu dan akan mendapatkan tambahan keuntungan dari bunga. Net present value dapat dihitung dari selisih nilai proyek pada awal tahun dikurangi dengan tingkat bunga diskonto. Besarnya NPV dirumuskan sebagai berikut :
                                         Cash Inflow 1     Cash Inflow 2         Cash Inflow n
    NPV =  - nilai proyek +                        +                         + ···
                                                  (1+i)1                (1+i)2                        (1+i)n

Keterangan :  NPV  = net present value
    i  = tingkat suku bunga diskonto
   n   = umur proyek investasi

Bila nilai net present value > 0, berarti investasi menguntungkan dan dapat diterima. Berdasarkan data pada Lampiran - 01 akan coba dihitung besarnya nilai NPV dengan tingkat suku bunga diskonto yang diasumsikan adalah sebesar 15% pertahun. 

                                         285.000.000      372.500.000      486.000.000         542.250.000
NPV = - 788.500.000 +                        +                   +                         +
                                          (1+0,15)1        (1+0,15)2            (1+0,15)3            (1+0,15)4
  285.000.000      372.500.000      486.000.000       542.250.000
NPV = - 788.500.000 +                       +                      +                      +     
            1,15                    1,32                    1,52               1,75
NPV = - 788.500.000 + 247.826.087 + 282.196.969,7 + 319.736.842,1 + 309.857.142,9
NPV = 371.117.041,7
Dari hasil perhitungan diatas diketahui bahwa nilai NPV  untuk investasi Proyek Pengembangan Sistem Informasi Manajemen PT. Genitya Dabatas & Co. adalah sebesar Rp. 371.117.041,7, ini berarti bahwa nilai NPV proyek tersebut > 0 sehingga proyek tersebut dapat diterima.


4)Internal Rate of Return Method
Sama seperti NPV metode tingkat pengembalian  internal  atau  IRR juga merupakan metode yang memperhatikan nilai waktu dari  uang. Pada metode NPV  tingkat bunga  yang diinginkan telah ditetapkan sebelumnya, sedangkan pada metode IRR, kita justru akan menghitung tingkat bunga tersebut.  Tingkat  bunga yang akan dihitung ini merupakan tingkat bunga  yang  akan menjadikan jumlah nilai  sekarang dari tiap-tiap  cash inflow yang didiskontokan dengan tingkat bunga tersebut sama besarnya dengan nilai sekarang dari  initial cash outflow atau nilai proyek. Dengan kata  lain tingkat bunga ini  adalah merupakan tingkat bunga persis investasi bernilai impas, yaitu tidak menguntungkan dan juga tidak merugikan. Dengan mengetahui tingkat bunga impas ini, maka dapat dibandingkan dengan  tingkat bunga pengembalian atau  rate of  return yang  diinginkan, jika lebih besar berarti investasi menguntungkan dan bila sebaliknya investasi tidak menguntungkan.
 Misalnya IRR  yang dihasilkan oleh sebuah proyek  adalah 25% yang berarti proyek  ini akan menghasilkan keuntungan dengan tingkat bunga 25%. Bila rate of return yang diinginkan adalah 20%, maka proyek dapat diterima kelayakannya.




1.KESIMPULAN


Hasil perhitungan yang didapat dari   ‘Cost & Benefits Analysis’ dengan menggunakan  alat-alat analisis financial seperti Payback Period, NPV, ROI dan IRR memang dapat dimanfaatkan dalam membantu  mengambil keputusan dalam menetapkan  kelayakan secara ekonomis sebuah Proyek Pengembangan Sistem Informasi Manajemen.  Namun demikian, mengingat sebuah proyek pengembangan sistem  informasi manajemen merupakan proyek yang memiliki apa yang disebut ‘intangible benefits’ maka kesuksesan analisis ini banyak tergantung pada keakuratan analisis berdasarkan data & informasi  yang digunakan dalam analisis  ini,  terutama yang  berkaitan dengan ‘intangible benefits yang dihasilkan  oleh proyek sistem  informasi manajemen tersebut. Dan setidaknya  dengan ‘Cost &  Benefits Analysis’ kita dapat memastikan secara ekonomis  untuk melanjutkan atau tidak sebuah proyek sistem informasi manajemen yang akan kita bangun.




Sumber :
1.  Raymond McLeod, Management Information Systems, 8th Edition, Prentice Hall International, 2001. Url : www.prenhall.com/mcleod
2.  Jogiyanto H.M., Analisis & Disain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori Dan Praktek Aplikasi Bisnis,  Edisi Kedua, Andi Offset Yogyakarta, 2001.
3.  Barry Render & Ralph M. Stair, Jr., Quantitative Analysis for Management, 7th Edition, Prentice Hall International, 2000. Url : www.prenhall.com/render
4.  Frederick H. Wu., Accounting Information Systems, Theory and Practice, McGraw Hill Book Company Japan, Tokyo, International Student Edition, 1984.
5.  Williams S. Davis., Systems Analysis and Design, A Structured Approach, Reading, Massachussetts : Addison Wesley Publishing Company, Inc., 1983.
6.  Jeffrey L. Whitten, System Analysis & Design Methods, 5th Edition, McGrawHill, 2001.

MAKALAH KARAKTERISTIK KERAMIK



BAB I
PENDAHULUAN



 1.1         Latar Belakang
Perkembangan teknologi material keramik pada saat ini telah diarahkan kepada spesifikasi kegunaannya dalam berbagai kebutuhan, antara lain : kebutuhan rumah tangga, industri mekanik, elektronika, cordierite, refraktori, teknologi ruang angkasa, keramik berpori , dan lain sebagainya.
Industri keramik telah bermula dalam tahun 4500 sebelum Masehi yang di usahakan oleh penduduk di perkampungan neolitik di dalam daerah Shanxi di negeri China. Industri keramik pada masa itu hanya tertumpu pada penghasilan tembikar.Tembikar tertua di temui di England, dapat di kesan kembali pada pertama tahun masehi dan penaklukan Roma. Antara masa itu dan 1500 tahun Masehi, perkembangan yang paling penting adalah porselin yang dapat memantulkan cahaya. Aktiviti di England bermula dengan tembikar eistercian pada awal abad ke enam belas. Abad ketujuh belas mulai nampak permulaan industri tembikar Inggris melalui Tofst bersaudara yang membuat tembikar slip di Staffordshire. Dalam abad ke delapan belas menampakkan bibit perkembangan yang telah menjadikan industri tembikar sebagaimana yang terdapat pada hari ini.
Di bagian akhir abad ini pengenalan api elektro telah membawa kepada bibit permulaan industri porselin elektro.Dalam tempoh selepas perang dunia kedua, industri keramik tertumpu kepada produksi yang boleh memberikan ciri-ciri yang istimewa serta Modern. Ia dihasilkan daripada bahan mentah alami atau sintetis atau campuran yang melibatkan metode berteknologi modern. Keramik jenis ini digolongkan kepada keramik Modern atau advance keramik.



1.2         Rumusan Masalah
  1. Apakah yang dimaksud dengan keramik ?
  2. Bagaimana sifat cacat keramik?
  3. Jenis-jenis cacat keramik ?
  4. Bagaimana metode penangulangan ?

1.3  Tujuan Penulisan
  1. Untuk mengetahui definisi dari keramik ?
  2. Untuk mengetahui sifat cacat keramik  ?
  3. Untuk mengetahui jenis-jenis cacat keramik?
  4. Untuk mengetahui metode penanggulangan  cacat keramik ?



BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Definisi
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiclopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998;2)
2.2     Penyusutan berlebih pada keramik mentah

Berupa celah-celah yang timbul disekitarsisi ubin ( umumnya pada keramik yangmemiliki ketebalan). Proses penyusutan biasanya terjadi padaprses pengeringan, terlebih pada sistempengeringan dengan susunan materialubin dengan cara ditumpuk. Cacat ini timbul akibat dari bahan baku(tanah liat) yang diperleh dari tambangyang berbeda.

2.3     Kekuatan mekanik yang rendah pada ubin mentah

Berupa patahan atau retak pada ubin Peristiwa ini terjadi saat prsespengangkutan dalam pada saat berjalannya prduksi.
Terjadi akibat gncangan atau punbenturan dalam alat angkut (truk,dsb).
Semakin tidak  homgen bahan bakupenyusun ubin maka akan semakinmudah patah ubin tersebut.
Kekuatan mekenik yang rendahpada ubin kering Berupa retakan yang terjadi pada bdyubin kering.

Terjadi pada prses pembakaran single-firing. Bila ubin memiliki kekuatanmekanik kurang dari 20 kg/cm makaubin tersebut akan mudah patah biladiletakkan pada bagian paling bawahdari susunan ubin-ubin dalam kiln.Untuk menghindari hal ini sebaiknyabagian paling bawah dari susunan ubindalam kiln diisi leh ubin yang kekuatanmekaniknya minimal 30 kg/cm Kandungan zat rganik berlebihan
Cacat yang terbentuk berupa belang-belang yang terjadi pada permukaankeramik. Prses ini sering terjadi pada prses pembakaran “single - firing”.

Pembakaran yang tidak sempurna daribahan rganik mengakibatkan zat-zatrganik tersebut tidak terksidasi secaramenyeluruh dan pada akhirnyamenimbulkan warna yang tidak meratapada permukaan ubin.Sulit mengering Kemampuan mengering pada ubinmentah dapat mengakibatkan keretakanhalus (1 s/d 1,5 cm) pada sisi ubin. Ini disebabkan karena air yangseharusnya menguap pada prsespengeringan tidak seluruhnya menguapsehingga berpengaruh buruk pada hasilpembakaran.

Penyebab utama pada kasus ini adalah kandungan humus yang berlebih padatanah liat yang digunakan sebagai bahanbaku. Keberadaan besi sulfidadalam bahan baku Kandungan besi sulfida  yang  cukup rendah akan mengakibatkan bercak hitam pada permukaan ubin namun bila kandungan zat  tersebut cukup tinggi akan menimbulkan lubang-lubang  pada permukaan ubin.

2.4     Cacat yang di temukan pada saat pembentukan body

·         Penggilingan yang kurangmaksimal
·         Kurang  maksimalnya  penggilingan dapat menyebabkan  kerapuhan pada ubin  karena rendahnya  ketahanan mekanik  yang  dimiliki o leh ubin.
·         Hal ini terjadi akibat reaksi atau pun pencampuran yang tidak homgen antara partikel bahan penyusun ubintersebut.
·         Kelembaban yang tidak sesuaipada ubin hijau
·         Kelembaban yang tinggi
·         Kelembaban yang tinggi pada adnan clay akan  mempersulit  pembentukan body,karena body  dibentuk akan mudah bengkak, selain itu dapat mempersulitprses pencetakan dan dampak terburukdari kelebihan kelembaban ini adalah timbulnya belang-belang hitam pada permukaan ubin/keramik pada proses pembakaran “single firing”.

2.5     Kelembaban

Kelembaban yang rendah dapatmenyebabkan adnan clay sulit dibentukkarena mudah hancur saat dikeluarkan daricetakan.Kesalahan padaprosespembakaran Benda pecah atau meledak

Penyebab :

·         Benda tidak kering secara sempurna
·         Dinding badan benda terlalu tebal
·         Benda dibakar terlalu cepat

Pemecahan :

·         Pastikan benda telah kering, sebelumdibakar.
·         Kurangi bagian yang tebal dari dinding bdyyang tebal.
·         Bakarlah benda secara perlahan-lahansampai suhu 200oc dan 600oc

2.6     Spit out(lubang pada permukaan benda)

Penyebab :
·         Kotoran dalam tanah liat

Pemecahan :

·         Usahakan bahan baku (tanah liat) benar-benar bersih dari pengotor
·         Gunakan tanah liat yang telah disaring
2.7       Timbul retak-retak seperti garis rambut

Penyebab :

·         Temperatur pembakaran terlalu lambat
·         Singkatnya waktu penjemuran
·         Tahap pembakaran pertama terlalu cepat

Pemecahan :

·         Bakar biskuit hingga suhu 1000oC
·         Pastikan seluruh bagian body telahkering, sebelum dibakar
·         Lakukan pemanasan awal dan bakarlahsecara perlahan 



2.8     Kesalahan pada proses pengglasiran

Penyebab :

·         Temperatur pembakaran biskuit terlalu tinggi

Pemecahan :

·         Bakarlah benda kerjadenganpembakaran biskuit padatemperatur yang lebih rendah
·         Hangatkan benda sebelum pengglasirandan bakarlah (biskuit yang telah berglasir)dengan suhu yang lebih tinggi Bloating (gelembung- gelembung)

Penyebab :

·         Terlalu banyak pewarna oksida ataukarbon dalam tanah liat

Pemecahan :

·         Kurangi penggunaan pewarna yangmengandung banyak bahan organik Tambahkan grog  pada body



2.9    Cacat Bloating Crawling(glasir menggumpal atau mengerut)

Penyebab :

·         adanya minyak, lemak atau debu padapermukaan biskuit
·         Campuran glasir mengandung banyak tanahliat plastis
·         Campuran glasir terlalu kental atupemakaian glasir terlalu tebal

Pemecahan :

·         Cuci biskuit yang berdebu dan keringkan
·         Kurangi kandungan tanah liat plastis dan ganti dengan kaolin Tambahkan air pada glasir

2.10   Cacat CrawlingCrazing (retak halus)

Penyebab :
·         Komposisi glasir yang tidak sesuai
·         Glasir dibakar dibawah temperatur

Pemecahan :

·         Tambahkan kandungan silika pada glasir
·         Glasir dibakar pada suhu yang lebih tinggi


2.11   Cacat Crazing Pinholing ( lubang-lubang kecil)

Penyebab :
·         Glasir dibakar sedikit dibawah temperatursebenarnya
·         Membakar glasir terlalu cepat
·         Gelembung udara muncul dalam glasir
·         Kelebihan whiting pada glasir

Pemecahan :

·         Bakar glasir pada suhu yang lebih tinggi
·         Bakar secara perlahan
·         Kurangi kandungan silika pada glasir dan tambahkan flux
·         Kurangi penggunaan whiting



2.12   Cacat Pinholing Glasir terkelupas

Penyebab :

·         Tanah liat menyusut terlalu banyak daripada glasir

Pemecahan :

·         Turunkan sedikit temperatur pembakaran
·         Kurangi waktu pencelupan dalam glasir
·         Tambahkan alkaline frit pada glasir
·         Kurangi kandungan silika pada glasir Peeling, shelling atau shivering 








 




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
      Keramik merupakan suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran yang pada umumnya terbuat dari tanah liat, kwarsa, feldsfar, dan serbuk kaca. Sifat keramik ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya yang secara umum meiliki sifat :
  1. Keras, kuat, tetapi bersifat getas atau mudah pecah.
  2. Tahan terhadap korosi.
  3. Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
  4. Sifat listriknya dapat menjadi isolator, semikonduktor, konduktor bahkan superkonduktor.
  5. Dapat bersifat magnetik dan non magnetik.
Keramik biasanya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga seperti mangkok, piring, cangkir,teko,tempayan dll. Atau keramik yang digunakan untuk bahan bangunan, seperti batu-bata,genteng keramik, tegel keramik , pipa-pipa keramik untuk pembuangan.









DAFTAR PUSTAKA

Aninom. 2013. ”Keramik” http://id.wikipedia.org/wiki/Keramik
Eko. 2013. “Kliping Seni Rupa Terapan Keramik”. http://www.slideshare.net/eko123/kliping-seni-rupa-terapan-keramik
Sergio.2011.”Proses Pembuatan Produk Keramik”. http://www.ilmusipil.com/proses-pembuatan-produk-keramik
SNI 15-1325-1989 “BATUAN PIROPILIT UNTUK PEMBUATAN KERAMIK HALUS”
SNI 03-2095-1998 “GENTENG KERAMIK”
SNI 1147-1989-A “MASSA BADAN KERAMIK GERABAH HALUS KERAS PLAT TETES PORSELIN”