- Merupakan metode evaluasi jabatan yang dilakukan dengan membandingkan tingkat kepentingan antara jabatan yang satu dengan jabatan yang lain. Indikatior penilaian yang digunakan adalah :
1. Bila jabatan yang dinilai ternyata lebih penting (more important) dibandingkan dengan jabatan lain maka memperoleh nilai 2
2. Bila jabatan yang dinilai sama penting (same important) dengan jabatan lain maka memperoleh nilai 1
3. Bila jabatan yang dinilai ternyata kurang penting (less important) dibandingkan dengan jabatan lain memperoleh nilai 0
- Tahap-tahap terdiri dari :
1. Tahap awal dari metode ini adalah melakukan pemeringkatan jabatan atau pekerjaan untuk setiap divisi atau departemen.
Pemeringkatan dapat dilakukan berdasarkan uraian dan spesifikasi serta persyaratan jabatan. Dalam hal ini harus ditetapkan apa jabatan atau pekerjaan yang paling sukar sampai yang paling mudah.
Misalnya untuk divisi atau departemen penjualan, peringkat jabatannya adalah manajer penjualan, kepala cabang, supervisor penjualan, kepala bagian administrasi penjualan, salesman, staf administrsai penjualan. Divisi atau departemen lainnya juga harus menyusun pemeringkatan serupa untuk jabatan-jabatan atau pekerjaan di divisinya masing-masing.
2. Setelah semua divisi menyerahkan pemeringkatan jabatannya, maka ditunjuk suatu komite untuk menentukan ranking atau peringkat jabatan untuk seluruh perusahaan.
Biasanya komite ini terdiri dari perwakilan setiap divisi. Komite mempelajari serta membandingkan setiap jabatan dan kemudian menetapkan peringkatnya. Dalam hal ini bisa saja terjadi bahwa satu atau lebih jabatan berada dalam peringkat yang sama, misalnya supervisor administrasi penjualan, kepala bagian umum dan supervisor produksi memiliki peringkat jabatan yang sama.
3. Hasil komite kemudian dijadikan dasar untuk menetapkan golongan penggajian.
- Kelebihan : Metode ini sangat sederhana dan hanya sesuai untuk organisasi kecil dengan jabatan yang tidak terlalu banyak. Dalam kondisi ini masih dimungkinkan adanya beberapa orang yang cukup mengetahui dan menguasai semua jenis pekerjaaan yang ada di organisasi tersebut.
- Kekurangan :
1. jika organisasi perusahaan cukup besar, akan sukar untuk mengetahui dan menguasai pekerjaan yang ada, sehingga dapat dipastikan hasilnya akan kurang teliti dan dapat menimbulkan keresahan di kalangan pekerja
2. jabatan-jabatan tersebut dibandingkan tanpa standar tertentu.
B. Classification Method (Job Grading)
· Disusun klas-klas jabatan dengan deskripsi jabatan yang bersifat umum
· Setelah itu jabatan-jabatan yang akan dinilai dibandingkan dengan deskrpsi jabatan tersebut dalam klas-klas jabatan.
· Kelebihan: mudah dan murah
· Kekurangan: tidak efektif untuk diterapkan ke perusahaan besar
2. Metode Kuantitatif
A. The Factor Comparison Method
· Metode ini merupakan bentuk lain dari ranking method, hanya pada metode ini telah dilakukan pembobotan secara sederhana untuk setiap pekerjaan dengan membandingkannya terhadap keseluruhan pekerjaan yang ada di suatu organisasi.
· Tahap-tahap terdiri dari :
1. Setiap jabatan dibandingkan dengan seluruh jabatan lainnya yang ada dalam organisasi tersebut
2. Kemudian diberi nilai atau bobot dengan ketentuan :
- nilai 0, jika jabatan tersebut lebih rendah bobotnya daripada jabatan yang diperbandingkan.
- nilai 1, jika jabatan tersebut sama bobotnya dengan jabatan yang diperbandingkan
- nilai 2, jika jabatan tersebut lebih tinggi bobotnya dari jabatan yang diperbandingkan.
3. Seluruh nilai bobot yang diperoleh suatu jabatan di jumlahkan untuk mendapatkan nilai bobot akhirnya.
4. Nantinya setelah seluruh jabatan mendapatkan nilai bobot akhir, maka di buat peringkat jabatan dari jabatan yang nilainya tertinggi sampai yang terendah.
· Seperti halnya dengan ranking method, pada metode ini pemeringkatan juga dilakukan oleh suatu tim atau komite yang terdiri dari perwakilan setiap departemen atau divisi dan orang-orang yang mengetahui jenis-jenis pekerjaan yang ada di dalam perusahaan. Hasil analisa jabatan seperti uraian jabatan, spesifikasi jabatan serta persyaratan jabatan juga akan sangat membantu dalam menetapkan perbandingan antara satu jabatan dengan jabatan lainnya.
· Kelebihan : cukup sederhana dan mudah dilakukan, tidak memerlukan keterampilan khusus bagi orang yang melakukannya.
· Kekurangan : hasilnya kurang tajam dan kurang memiliki derajat pembeda antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya, penilaian masih kasar dan tidak langsung
B. Point Method
· Metode ini dipandang lebih teliti dan objektif dalam menentukan nilai suatu jabatan. Untuk dapat menggunakan metode ini organisasi sudah harus memiliki uraian jabatan yang lengkap disertai dengan spesifikasi dan persyaratan jabatan.
· Tahap-tahap terdiri dari :
1. Pada awalnya, organisasi menetapkan faktor-faktor jabatan yang akan dijadikan landasan untuk melakukan evaluasi
2. kemudian untuk setiap faktor ditentukan tingkatannya
3. kemudian setiap faktor atau gabungan beberapa faktor dibuat bobotnya sehingga pada akhirnya dapat diperoleh nilai (point) untuk setiap jabatan atau pekerjaan
4. Setelah semua jabatan mempunyai nilai, yang biasanya dilakukan melalui forum khusus antara komite dengan perwakilan setiap divisi atau departemen, akhirnya dapat ditetapkan penggolongan jabatan.
5. Misal :
Berikut secara ringkas akan diuraikan proses evaluasi jabatan yang pernah dilakukan di salah satu perusahaan minyak asing diIndonesia. Pada perusahaan tersebut, jabatan-jabatan yang ada dievaluasi berdasarkan 2 faktor utama yaitu : skills dan responsibility. Skills terdiri dari tiga dimensi yaitu keahlian yang diperlukan (trade), tingkat pemecahan masalah (problem solving) dan kewenangan menetapkan keputusan (autonomy). Sedangkan responsibity terbagi atas dimensi dampak kesalahan (impact) dan aspek administrasi (administration aspect), serta peralatan yang digunakan (equipment) dan jumlah bawahan (personnel).
Setiap dimensi memiliki definisi khusus yang terdiri dari 5 tingkatan, semakin tinggi tingkatan menunjukkan semakin tinggi pula tingkat kesulitan pekerjaan/jabatan tersebut. Sebagai contoh dimensi tingkat pemecahan masalah terdiri dari :
- Tingkatan 1 : hubungan antara fakta dan konsep dalam memecahkan masalah sangat jelas, hampir tidak diperlukan kemampuan analisa dan pemikiran strategis.
- Tingkatan 2 : hubungan antara fakta dan konsep dalam pemecahan masalah cukup mudah dilihat dan dapat dipelajari melalui pengalaman atau pengetahuan sehari-hari
- Tingkatan 3 : masalah yang dihadapi cukup kompleks dan berhubungan satu sama lain. Pemegang jabatan harus mampu menemukan hubungan antara setiap elemen permasalahan
- Tingkatan 4 : masalah terdiri dari berbagai elemen yang hubungannya satu sama lain tidak terlalu jelas. Kemampuan menetapkan pendekatan yang disertai alasan logis diperlukan untuk memecahkan masalah
- Tingkatan 5 : masalah sangat tidak jelas dan berubah dengan cepat. Elemen yang diketahui sangat terbatas dan pemangku jabatan harus mampu menangkap elemen-elemen baru untuk memecahkan masalah. Seringkali masalah merupakan hal yang baru dan belum pernah dialami sama sekali oleh organisasi.
· Komite harus menentukan tingkatan dimensi untuk setiap jabatan, yang biasanya dilakukan melalui wawancara langsung dengan pemegang jabatan dan atasannya ataupun jika dipandang perlu dengan rekan-rekan kerjanya. Setelah didapatkan semua tingkatan dimensi, nilai tersebut dikonversikan menurut tabel yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga didapatkan nilai untuk skills dan responsibility setiap jabatan.
· Kelebihan : lebih teliti dan lebih objektif serta lebih luwes
· Kekurangan : tidak mampu menghadapi perubahan-perubahan ekonomi yang dapat mempengaruhi struktur pengupahannya.
Metode Taguchi pertama kali dicetuskan oleh Dr. Genichi Taguchi pada tahun 1949 saat mendapat tugas untuk memperbaiki sistem komunikasi di Jepang. Dr. Genichi Taguchi memiliki latar belakang engineering, juga mendalami statistika dan metematika tingkat lanjut, sehingga ia dapat menggabungkan antara teknik statistik dan pengetahuan engineering. Ia mengembangkan metode Taguchi untuk melakukan perbaikan kualitas dengan metode percobaan ‘baru’, artinya melakukan pendekatan lain yang memberikan tingkat kepercayaan yang sama dengan SPC (Statistical Process Controll).
Taguchi memiliki pandangan yang berbeda mengenai kualitas, ia tidak hanya menghubungkan biaya dan kerugian dari suatu produk saat proses pembuatan produk tersebut, akan tetapi juga dihubungkan pada konsumen dan masyarakat. “Kualitas adalah kerugian setelah produk digunakan oleh masyarakat di samping kerugian yang disebabkan oleh mutu produk itu sendiri”.
Taguchi menghasilkan disiplin dan struktur dari disain eksperimen. Hasilnya adalah standarisasi metodologi disain yang mudah diterapkan oleh investigator. Adapun konsep Taguchi adalah :
1. Kualitas seharusnya didisain ke dalam suatu produk dan bukan diinspeksi ke dalamnya.
2. Kualitas dapat diraih dengan baik dengan cara meminimasi deviasi target.
Produk tersebut harus dirancang sedemikian rupa hingga dapat mengantisipasi faktor lingkungan yang tak terkontrol.
3. Biaya dari kualitas seharusnya diperhitungkan sebagai fungsi deviasi dari standar yang ada dan kerugiannya harus diperhitungkan juga kedalam sistem.
Konsep Taguchi dibuat dari penelitian W.E. Deming, bahwa 85% kualitas yang buruk diakibatkan oleh proses manufacturing dan hanya 15% dari pekerja. Di dalam metode Taguchi hasil eksperimen harus dianalisa untuk dapat memenuhi satu atau lebih kondisi berikut ini :
1. Menentukan kondisi yang terbaik atau optimum untuk sebuah produk atau sebuah proses.
2. Memperkirakan kontribusi dari masing-masing faktor.
3. Memperkirakan respon atau akibat yang mungkin dari kondisi optimum.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Taguchi
Kelebihan dari penggunaan metode Taguchi adalah :
1. Dapat mengurangi jumlah pelaksanaan percobaan jika dibandingkan dengan menggunakan percobaan full factorial, sehingga dapat menghemat waktu dan biaya.
2. Dapat melakukan penghematan terhadap rata-rata dan variasi karakteristik kualitas sekaligus, sehingga ruang lingkup pemecahan masalah lebih luas.
3. Dapat mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap karakteristik kualitas melalui perhitungan Average dan Rasio S/N, sehingga faktor- faktor yang berpengaruh tersebut dapat diberikan perhatian khusus.
Sedangkan kekurangan dari metode Taguchi ini adalah apabila percobaan ini dilakukan dengan banyak faktor dan interaksi, akan terjadi pembauran beberapa interaksi oleh faktor utama. Akibatnya, keakuratan hasil percobaan akan berkurang, jika interaksi yang diabaikan tersebut memang benar-benar berpengaruh terhadap karakteristik yang diamati.
Seven Point Taguchi
Menurut Robert H. Lochner & Joseph E. Matar (1990), filosofi Taguchi dapat dirangkum menjadi 7 elemen dasar (seven point Taguchi) :
1. Dimensi penting dari kualitas produk yang diproduksi adalah total kerugian yang diteruskan oleh produk tersebut ke konsumen.
2. Dalam era ekonomi yang penuh persaingan, perbaikan kualitas secara terus menerus dan pengurangan biaya adalah penting untuk dapat bertahan dalam bisnis.
3. Perbaikan yang terus menerus meliputi pengurangan variasi dari karakteristik produk dari nilai target mereka.
4. Kerugian yang diderita konsumen akibat produk yang bervariasi seringkali mendekati proporsi deviasi kuadrat dari karakteristik dari nilai targetnya.
5. Kualitas akhir dan biaya proses produksi ditentukan oleh perluasan yang besar dari desain engineering dari produk dan proses produksinya.
6. Variasi dari produk atau proses dapat dikurangi dengan mengeksploitasikan efek nonlinear dari parameter produk atau proses pada karakteristik.
7. Desain eksperimen statistik dapat digunakan untuk mengidentifikasi setting parameter dari produk atau proses yang akhirnya dapat mengurangi variasi.
Tahap-tahap dalam Desain Produk / Proses Menurut Taguchi
Dalam metode Taguchi terdapat 3 tahap untuk mengoptimasi desain produk atau produksi yaitu :
1. System Design
Merupakan tahap pertama dalam desain dan merupakan tahap konseptual pada pembuatan produk baru atau inovasi proses. Konsep mungkin berasal dari percobaan sebelumnya, pengetahuan alam / teknik, perubahan baru atau kombinasinya. Tahap ini adalah untuk memperoleh ide-ide baru dan mewujudkannya dalam produk baru atau inovasi proses.
2. Parameter Design
Tahap ini merupakan pembuatan secara fisik atau prototype matematis berdasarkan tahap sebelumnya melalui percobaan secara statistik. Tujuannya adalah mengidentifikasi setting parameter yang akan memberikan performasi rata-rata pada target dan menentukan pengaruh dari faktor gangguan pada variasi dari target.
3. Tolerance Design
Penentuan toleransi dari parameter yang berkaitan dengan kerugian pada masyarakat akibat penyimpangan produk.
Karakteristik Kualitas menurut Taguchi
Setiap produk didesain untuk menghasilkan fungsi tertentu. Beberapa karakteristik pengukuran, biasanya menunjukkan karakteristik kualitas, digunakan untuk mengekspresikan sejauh mana sebuah produk menjalankan fungsinya. Di dalam banyak kasis, karakteristik kualitas biasanya merupakan kuantitas pengukuran tunggal seperti berat, panjang, jam. Beberapa pengukuran subjektif produk seperti “baik”, “buruk”, dan “rendah” juga kerap kali digunakan.
Karakteristik kualitas adalah hasil suatu proses yang berkaitan dengan kualitas. Karakteristik kualitas yang terukur menurut Taguchi dapat dibagi menjadi 3 kategori (Peace, {1993}, h 46) :
1. Nominal is the best
Karakteristik kualitas yang menuju suatu nilai target yang tepat pada suatu nilai tertentu. Yang termasuk kategori ini adalah :
Berat Panjang Lebar Kerapatan Ketebalan Diameter Luas Kecepatan Volume Jarak Tekanan Waktu
2. Smaller the better
Pencapaian karakteristik dimana apabila semakin kecil (mendekati nol; nol adalah nilai ideal dalam hal ini) semakin baik. Contoh yang termasuk kategori ini adalah: Pemborosan Panas Persen Kontaminasi Hambatan Penyimpangan Kebisingan Produk Gagal Waktu Proses Waktu Respon Kerusakan
3. Larger the better
Pencapaian karakteristik kualitas semakin besar semakin baik (tak terhingga sebagai nilai idealnya). Contoh dari karakteristik ini adalah :
Kekuatan Kekuatan Tarik Efisiensi
Waktu antar Kerusakan Ketahanan Terhadap Korosi
Orthogonal Array (OA)
Orthogonal Array (OA) merupakan salah satu bagian kelompok dari percobaan yang hanya menggunakan bagian dari kondisi total, dimana bagian ini barangkali hanya separuh, seperempat atau seperdelapan dari percobaan faktorial penuh.
Orthogonal Array diciptakan oleh Jacques Handmard pada tahun 1897, dan mulai diterapkan pada perang dunia II oleh Plackett dan Burman. Matriks Taguchi secara matematis identik dengan matriks Hardmard, hanya kolom dan barisnya dilakukan pengaturan lagi. Keuntungan Orthogonal Array adalah kemampuannya untuk mengevaluasi beberapa faktor dengan jumlah percobaan yang minimum. Jika pada percobaan terdapat 7 faktor dengan level 2, maka jika menggunakan full factorial akan diperlukan 27 buah percobaan. Dengan Orthogonal Array, jumlah percobaan yang perlu dilakukan dapat dikurangi sehingga akan mengurangi waktu dan biaya percobaan.
Orthogonal Array metode Taguchi telah menyediakan berbagai matriks OA untuk pengujian faktor-faktor dengan 2 dan 3 level dengan kemungkinan untuk pengujian multiple level (Ross,[1998],h.70).
Langkah-langkah Pelaksanaan Percobaan Taguchi atau Robust Design
1. Penentuan Variabel Tak Bebas (Karakteristik Kualitas)
Variabel tak bebas adalah variabel yang perubahannya tergantung pada variabel-variabel lain. Dalam merencanakan suatu percobaan harus dipilih dan ditentukan dengan jelas variabel tak bebas mana yang diselidiki.
Dalam percobaan Taguchi, variabel tak bebas adalah karakteristik kualitas yang terdiri dari tiga kategori :
a. Measurable Characteristic ( Karakteristik yang dapat diukur ) : semua hasil akhir yang diamati dapat diukur dengan skala kontinu seperti dimensi, berat, tekanan, dan lain-lain. Dalam karakteristik yang dapat diukur dapat diklarifikasikan atas :
Nominal is the best
Smaller the better
ƒLarger the better
b. Attribute Characteristic ( Karakteristik atribut ) : hasil akhir yang diamati tidak dapat diukur dengan skala kontinu, tetapi dapat diklarifikasikan secara kelompok. Seperti kelompok kecil, menengah, besar, sangat besar. Bisa juga dikelompokkan berdasarkan berhasil / tidak.
c. Dynamic Characteristic (Karakteristik dinamis ) : merupakan fungsi representasi dari proses yang diamati. Proses yang diamati digambarkan sebagai signal atau input dan ouput sebagai hasil dari signal.
2. Identifikasi Faktor-faktor (Variabel Bebas)
Variabel bebas ( faktor ) adalah variabel yang perubahannya tidak tergantung pada variabel lain. Pada tahap ini faktor-faktor yang akan diselidiki pengaruhnya terhadap variabel tak bebas yang bersangkutan diidentifikasi. Dalam suatu percobaan tidak seluruh faktor yang diperkirakan mempengaruhi varabel yang diselidiki, hal ini akan membuat pelaksanaan percobaan dan analisanya menjadi kompleks. Hanya faktor-faktor yang dianggap penting saja yang diselidiki. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang akan diteliti adalah dengan :
a. Brainstorming
Brainstorming merupakan pemikiran kreatif tentang pemecahan suatu masalah, tanpa melihat apakah yang diungkapkan itu masuk akal atau tidak. Brainstorming akan lebih baik jika dimulai dengan diskusi kelompok, untuk memberikan gambaran tentang masalah yang akan dihadapi ditinjau dari semua sudut pandang yang berbeda. Kemudian setiap orang pada diskusi ini mengungkapkan faktor-faktor yang mungkin berpengaruh pada masalah yang dihadapi tanpa takut dikritik oleh orang lain, sebab mungkin pendapat dan pandangan satu orang berbeda dengan pendapat yang lain tentang suatu masalah. Setelah semua faktor-faktor yang diungkapkan dicatat, dilakukan penyaringan menjadi faktor yang akan diamati dan faktor yang diabaikan. Pada tahap ini pemulihan berdasarkan pembatasan urgensi masalah, masalah teknis, kemungkinan pelaksanaan dan lain-lain.
b. Flowcharting
Pada metode ini yang dilakukan adalah mengidentifikasi faktor-faktor melalui flowchart proses pembuatan obyek yang diamati. Dengan melihat pada flowchart maka untuk masing-masing tahap diidentifikasi faktor-faktor yang mungkin berpengaruh.
c. Cause-effect diagram
Diagram ini sering disebut Diagram Ishikawa, merupakan metode yang paling sering digunakan untuk mengidentifikasi penyebab- penyebab (faktor-faktor) yang potensial.
Dimulai dengan menyatakan variabel bebas yang akan diamati. Kemudian secara sistematik diurutkan penyebab yang mungkin berpengaruh pada variabel tak bebas yang diamati. Akibat ada di sebelah kanan dan penyebab ada di sebelah kirinya dengan garis miring penghubung. Dari sebab-sebab utama dapat dijabarkan beberapa penyebab yang lebih spesifik sebagai penyebab sekunder. Biasanya penyebab utama terdiri atas material, mesin, peralatan, metode, operator atau penyebab lainnya.
3. Pemisahan Faktor Kontrol dan Faktor Gangguan
Faktor-faktor yang diamati terbagi atas faktor kontrol dan faktor gangguan. Dalam metode Taguchi keduanya perlu diidentifikasi dengan jelas sebab pengaruh antar kedua faktor tersebut berbeda.
Faktor kontrol adalah faktor yang nilainya dapat dikendalikan, atau faktor yang nilainya ingin kita kendalikan. Sedangkan faktor gangguan ( noise factor ) adalah faktor yang nilainya tidak bisa kita kendalikan, atau faktor yang nilainya tidak ingin kita kendalikan (Peace, [1993],h.77). Walaupun dapat kita kendalikan, faktor gangguan akan mengeluarkan biaya yang mahal. Faktor gangguan terdiri atas (Belavendram,[1995],h.43) :
ƒ External ( outer ) noise
Semua gangguan dari kondisi lingkungan atau luar produksi.
ƒ Internal ( inner ) noise
Semua gangguan dari dalam produksi sendiri.
ƒ Unit to unit noise
Perbedaan antara unit yang diproduksi dengan spesifikasi yang sama.
4. Penentuan Jumlah Level dan Nilai Level Faktor
Pemilihan jumlah level penting artinya untuk ketelitian hasil percobaan dan ongkos pelaksanaan percobaan. Makin banyak level yang diteliti maka hasil percobaan akan lebih akan lebih teliti karena data yang diperoleh lebih banyak. Tetapi banyaknya level akan meningkatkan jumlah pengamatan sehingga menaikkan ongkos percobaan.
Level faktor dapat dinyatakan secara kuantitatif seperti temperatur : 20°C, 35°C ; kecepatan : 30 km/jam, 45 km/jam dan lainnya. Dapat pula dinyatakan secara kualitatif jika skala numerik tidak digunakan pada level faktor tersebut. Level juga dapat dinyatakan secara fixed seperti tekanan, temperatur, waktu, dan lain-lain atau dipilih secara random dari beberapa kemungkinan yang ada seperti pemilihan mesin, operator dan lainnya.
5. Identifikasi Interaksi Faktor Kontrol
Interaksi muncul ketika dua faktor atau lebih yang mengalami perlakuan secara bersama akan memberikan hasil yang berbeda pada karakteristik kualitas jika dibandingkan faktor yang mengalami perlakuan secara sendiri-sendiri (Peace,[1993],h.85).
Kesalahan dalam penentuan interaksi akan berpengaruh pada kesalahan interpretasi data dan kegagalan pada penentuan proses yang optimal. Tetapi Taguchi lebih mementingkan pengamatan pada penyebab utama sehingga adanya interaksi diusahakan seminimal mungkin, tetapi tidak dihilangkan sehingga perlu dipelajari kemungkinan hadirnya interaksi (Peace,[1993],h.86).
Jumlah interaksi yang terlalu banyak akan meningkatkan biaya percobaan dan tidak efisien dalam penggunaan waktu. Maka penentuan dilakukan hanya antar faktor yang mengalami interaksi saja. Ini tergantung pada jenis industri, proses engineering dan lain-lain.
6. Perhitungan Derajat Kebebasan (Degrees of Freedom)
Perhitungan derajat kebebasan dilakukan untuk menghitung jumlah minimum percobaan yang harus dilakukan untuk menyelidiki faktor yang diamati (Bagchi,[1993],h.114).
8. Penugasan untuk Faktor dan Interaksinya pada Orthogonal Array
Penugasan faktor-faktor baik berupa faktor kontrol maupun gangguan dan interaksi-interaksinya pada orthogonal array terpilih dengan memperhatikan :
1. Grafik Linear
2. Table Triangular
Kedua hal tersebut merupakan alat bantu penugasan faktor yang dirancang oleh Taguchi. Grafik linear mengidentifikasi berbagai kolom kemana faktor-faktor dapat ditugaskan dan kolom berikutnya mengevaluasi interaksi dari faktor-faktor tersebut. Table triangular berisi semua hubungan interaksi-interaksi yang mungkin antara faktor-faktor ( kolom-kolom) dalam suatu OA (Ross,[1988],h.78-80).
9. Persiapan dan Pelaksanaan Percobaan
Persiapan percobaan meliputi penentuan jumlah replikasi dan randomisasi pelaksanaan percobaan.
a. Jumlah Replikasi
Replikasi diperlukan dengan tujuan sebagai berikut :
• Menghasilkan taksiran yang lebih akurat untuk kekeliruan eksperimen.
• Memungkinkan kita untuk memperoleh taksiran yang lebih baik mengenai efek rata-rata dari suatu faktor.
Selain itu, dikemukakan pula bahwa penambahan replikasi akan mengurangi tingkat kesalahan percobaan secara bertahap, namun jumlah replikasi dalam suatu percobaan dibatasi oleh sumber yang ada yaitu waktu, tenaga, biaya, dan fasilitas.
b. Randomisasi
Dalam percobaan, selain faktor-faktor yang diselidiki pengaruhnya terhadap suatu variabel, juga terdapat faktor-faktor lain yang tidak dapat dikendalikan atau tidak diinginkan seperti kelelahan operator, naik atau turun daya mesin, dan lain-lain. Hal tersebut dapat mempengaruhi hasil percobaan. Pengaruh faktor-faktor tersebut diperkecil dengan menyebarkan pengaruh selama percobaan melalui randomisasi (pengacakan) urutan percobaan.
Secara umum randomisasi dimaksudkan untuk :
• Meratakan pengaruh dari faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan pada semua unit percobaan.
• Memberikan kesempatan yang sama pada setiap unit percobaan untuk menerima suatu perlakuan sehingga diharapkan ada kehomogenan pengaruh dari setiap perlakuan yang sama.
• Mendapatkan hasil pengamatan yang bebas (independent) satu sama lain.
Jika replikasi dengan tujuan yang memungkinkan dilakukannya test signifikan, maka randomisasi bertujuan menjadikan test tersebut valid dengan menghilangkan sifat bias.
Pelaksanaan percobaan Taguchi adalah melakukan pengerjaan berdasarkan setting faktor pada OA dengan jumlah percobaan sesuai jumlah replikasi dan urutan seperti pada randomisasi.
10. Analisis Data
Pada analisis dilakukan pengumpulan dan pengolahan data, yaitu meliputi pengumpulan data, perhitungan serta penyajian data yang sesuai dengan suatu percobaan yang dipilih.
Pada analisis data ini dilakukan dengan menggunakan metode uji hipotesis 2 proporsi dengan menggunakan Minitab14.
Capek baca ya bosku : intip bule lagi pemanasan di Bali
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
• Stat
• Basic Statistic
• 2 – Proportion
• Pilih summarized data, lalu isi kolom yang tersedia sesuai dengan data yang ada
• Pilih Option, lalu isi kolom yang tersedia
• Klik OK
Selain itu dilakukan perhitungan dan pengujian data dengan penerapan rumus-rumus pada data hasil percobaan. Pengolahan data yang dilakukan terbagi menjadi 2 bagian besar, yaitu perhitungan main effect dan perhitungan tambahan lainnya seperti loss function.
11. Perhitungan Main Effect
Yang dimaksud dengan main effect adalah pengaruh dari masing-masing faktor dan interaksi terhadap hasil. Perhitungannya sendiri terbagi menjadi dua metode, yaitu :
ƒ Metode Average / Metode Standar (Metode Rata-rata)
Perhitungan dengan metode ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing faktor dan interaksi terhadap nilai tengah dari hasil yang diharapkan.
ƒ Metode S/N Rasio (Signal to Ratio)
Perhitungan dengan metode ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing faktor dan interaksi terhadap sebaran dari hasil yang diharapkan.
Rasio S/N digunakan untuk memilih faktor-faktor yang memiliki kontribusi pada pengurangan variansi suatu respon. Rasio S/N merupakan rancangan untuk transformasi pengulangan data (paling sedikit dua untuk satu trial) ke dalam suatu nilai yang merupakan ukuran variansi yang timbul (Ross.[1988],h.172).
Terdapat beberapa jenis rasio S/N sesuai dengan tipe karakteristik kualitas yaitu smaller the better, nominal is the best, dan larger the better. Rasio S/N yang digunakan untuk mengevaluasi trial-trial percobaan tergantung pada tipe karakteristik kualitas yang diamati. Taguchi mengkategorikan faktor-faktor menjadi Controllable Factors dan Noise Factors. Sebagai contoh, pada percobaan pembuatan kue, terdapat faktor-faktor yang dapat diidentifikasi yaitu faktor gula, mentega, telur, susu, dan tepung. Dan semua faktor-faktor tersebut disebut Controlled Factors karena dapat dikendalikan. Selain itu juga terdapat faktor-faktor eksternal yang tidak didisain ke dalam percobaan yang mempengaruhi hasil percobaan, misalnya faktor kelembaban, distribusi suhu oven, dan lain-lain. Faktor-faktor eksternal ini disebut
Noise Factors dan pengaruhnya terhadap hasil keluaran percobaan dinamakan noise.
Rasio S/N bertujuan untuk mengukur sensitifitas dari karakteristik kulaitas dari faktor yang dapat dikontrol terhadap pengaruh faktor eksternal yang tidak dikontrol. Dalam suatu percobaan bertujuan untuk mendapat nilai rasio S/N terbesar, karena dengan semakin besar rasio S/N maka variasi produk disekitar nilai target semakin kecil.
Untuk menganalisa hasil eksperimen yang terjadi dari dua pengulangan atau lebih sebaiknya menggunakan rasio S/N daripada menggunakan metode average, karena rasio S/N akan memberi 2 macam keuntungan yaitu :
• Rasio S/N menyediakan petunjuk untuk memilih level optimum berdasarkan variasi minimum disekitar target dan juga nilai rata-rata yang mendekati target.
• Rasio S/N menawarkan perbandingan objektif diantara 2 set percobaan yang dilihat dari variasi di sekitar target dan penyimpangan rata-rata dari nilai target. Rumus S/N Ratio :
S / N = −10 log10 (MSD)
MSD (Mean Square Deviation) memiliki 3 jenis, tergantung dari karakteristik kualitas yang dipakai, yaitu Smaller the better, Nominal is the best, Larger the better.
12. Taguchi’s Quality Loss Function
Tujuan dari Quality Control adalah untuk mengontrol atau mengendalikan variasi fungsional dan masalah-masalah yang berkaitan. Oleh karena tidak adanya evaluasi secara kuantitatif terhadap masalah kualitas dan kerugian kualitas, masalah-masalah dari QC dan pemecahannya dilihat secara subyektif. Tujuan dari Quality Cost Function adalah untuk mengevaluasi secara kuantitatif dari kerugian kualitas yang disebabkan oleh variasi fungsional.
COST AND BENIFIT ANALISIS & NET PRESENT VALUE METHOD
PENDAHULUAN
Pengembangan
suatu sistem informasi merupakan suatu investasi seperti halnya investasi
proyek lainnya. Investasi berarti dikeluarkannya sumber-sumber daya untuk
mendapatkan manfaat dimasa mendatang. Investasi untuk mengembangkan sistem
informasi juga membutuhkan sumber-sumber daya.
Sebagai
hasilnya, sistem informasi akan memberikan manfaat-manfaat yang dapat berupa
penghematan-penghematan atau manfaat-manfaat yang baru.Jika manfaat yang
diharapkan lebih kecil dari sumber-sumber daya yang dikeluarkan, maka sistem
informasi ini dikatakan tidak bernilai atau tidak layak. Oleh karena itu, sebelum
sistem informasi dikembangkan, maka perlu dihitung kelayakan ekonomisnya.
Teknik untuk
menilai ini disebut dengan analisis biaya/keuntungan (cost/benefit
analysis).Analisis biaya/keuntungan disebut juga dengan analisis
biaya/efektivitas (cost/ effectivenss analysis). Keuntungan dari pengembangan
sistem informasi tidak semuanya mudah diukur secara langsung dengan nilai uang,
seperti misalnya keuntungan pelayanan kepada langganan yang lebih baik.
Keuntungan yang sulit diukur langsung dengan nilai uang ini selanjutnya jika
ingin ditentukan dalam bentuk nilai uang, maka dapat menaksir efektivitasnya.
PEMBAHASAN
1.Komponen Penilaian Dalam Cost & Benefits Analysis
Sesuai dengan
namanya, Cost & Benefit Analysis didasarkan pada dua komponen penilaian,
yaitu komponen biaya dan komponen manfaat. Menurut Frederick H. Wu dalam
bukunyaAccounting Information Systems,
Theory and Practice, komponen biaya yang berhubungan denganpengembangan sebuahsistem informasi dapat diklasifikasikan dalam
empat kategori, yaitu :
1)Procurement Cost
Procurement
Cost atau biaya pengadaanadalahsemua biaya yangdikeluarkan berkaitan dengan pengadaan
hardware. Diantaranya adalah seperti:
biaya konsultasi pengadaan hardware, biaya pembelian hardware, biayainstalasihardware, biaya fasilitas(ruang,
ac, dll.), biaya modal untuk pengadaan hardware, biaya manajerial dan
personalia untuk pengadaan hardware. Biaya pengadaanini biasanya dikeluarkan pada tahun-tahun
pertama(initial cost) sebelum system
dioperasikan, kecuali apabila pengadaan hardware dilakukan dengan cara
leasing.
2)Start Up Cost
Start Up Cost
atau biaya persiapan operasional adalah semua biaya yang dikeluarkan sebagai
upaya membuat sistem siapuntuk
dioperasionalkan. Biaya-biaya persiapan operasional meliputi : biaya pembelian
software system informasi berikut instalasinya, biaya instalasi perangkat
komunikasi/jaringan, biaya reorganisasi, biayamanajerialdan personalia
untukpersiapan operasional.
Sama dengan biaya pengadaan, biaya persiapan operasional ini juga
merupakan “initial cost”.
3)Project Related Cost
Project Related Cost atau biaya proyek adalah biaya yang berkaitan
dengan biaya mengembangkan sistem termasuk biaya penerapannya. Biaya proyek
diantaranya adalah :biaya analisis
system; seperti biaya untuk mengumpulkan data, biaya dokumentasi (kertas,
fotocopy, dll), biaya rapat, biaya staff analis, biayamanajerialdalam tahap analisissistem;biaya disain sistem; seperti biaya
dokumentasi, biaya rapat, biayastaffanalis, biaya staff
pemrograman, biaya pembeliansoftware
aplikasi, biaya manajerial dalam tahap desainsistem,biaya penerapansistem; sepertibiaya pembuatanform baru, biaya konversi data, biaya pelatihan
sumber daya manusia, biaya manajerial dalam tahap penerapan sistem.
Bila sistem dikembangkan secara“outsourcing” dengan menggunakan konsultan dari luar perusahaan, maka
diperlukan biaya tambahan, yaitu biaya konsultasi.
4)Ongoing and Maintenance Cost
Ongoing and Maintenance Cost atau biaya operasionaladalah biaya untuk mengoperasikan sistem agar
sistem dapat beroperasi dengan baik. Sedangkan biaya perawatan adalah biaya
untuk merawat sistem dalam masa pengoperasionalannya. Yang termasuk biaya operasi
dan perawatan sistem adalah : biaya personalia(operator, staff administrasi, staff pengolah data,staffpengawas data), biaya overhead (telepon,listrik, asuransi, keamanan, supplies), biaya perawatan hardware
(reparasi, service), biaya perawatan software(modifikasi program, penambahan modul program), biaya perawatan
peralatan danfasilitas, biaya
manajerialdalam operasionalsistem, biayakontrak untuk konsultan selama operasional sistem, biaya depresiasi.
Biaya operasional dan perawatan biasanya terjadi secara rutin selama
usia operasional sistem.
Sedangkan komponen manfaat atau- dalam hal ini dapat disebut pula sebagai - efektivitas yang di dapat
dari sebuah sistem informasi dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a)Manfaat atau efektifitas yang didapat dari pengurangan biaya.
b) Manfaat atau efektifitas yang didapat dari pengurangan
kesalahan-kesalahan.
c)Manfaat atau efektifitas yang didapat dari peningkatan kecepatan
aktivitas.
d)Manfaat atau efektifitas yang didapat daripeningkatkan perencanaan dan pengendalian
manajemen.
Manfaat atau efektifitas dari sebuahsistem informasi dapat juga diklasifikasikan dalam dua bentuk yaitu :
tangible benefits dan intangible benefits.
Tangible Benefits atau manfaatkeuntungan yangberwujud adalahkeuntungan penghematan-penghematan atau
peningkatan-peningkatan di dalam perusahaanyangdapat diukur secara kuantitatif dalam bentuk satuan
nilai moneter/uang. Diantaranya adalah : keuntungan dari penguranganbiaya operasional,keuntungandari pengurangan kesalahan-kesalahan proses, keuntungandari pengurangan biaya telekomunikasi,
keuntungan akibatpeningkatan penjualan,
keuntungan akibat pengurangan biaya persediaan, dan keuntungan akibat
pengurangan kredit yang tidak tertagih.
Intangible Benefitsatau
manfaatkeuntungan yang tidak berwujud
adalahnilai keuntunganyang sulit atau tidak mungkindi ukur dalam bentuk satuan nilai
moneter/uang. Diantaranya adalah seperti: keuntungan akibat peningkatan pelayanan yanglebih baik kepada pelanggan, keuntungan
akibat peningkatan kepuasan kerja sumber daya manusia yang ada, dan keuntungan
akibat peningkatan pengambilan keputusan manajerial yang lebih baik. Intangible
benefits sulit untuk diukur dalam satuan nilai moneter/uang, karena itucara pengukurannya dapat dilakukandengan menggunakan penaksiran. Sebagai contoh
: kualitas pelayanan kepada pelanggan yang menjadi lebih baik merupakan salah
satu bentuk intangible benefits. Dan tentu saja akan sulit untuk mengukur dalam
satuan nilai uang peningkatan pelayanan yang lebih baik tersebut. Dan untuk itu
dapat dilakukan analisis seperti yang dicontohkan berikut ini.
Akibat yangakan didapat dari
pelayanan yang‘kurang baik’ kepada
pelanggantentunya adalah : terjadinya
pengurangan pemesanan pelanggan, bahkan sampai pada kemungkinan pelanggan tidak
akan melakukan pemesanan kembali kepada perusahaan. Jumlah pengurangan pesanan
pelanggan akibat pelayanan yangkurang
baik dapat diukurdengan menaksirnya
bersama-sama pemakai sistem dengan cara seperti berikut.
Misalnya berdasarkan taksiran yang dibuat didapat data bahwa :
Diperkirakan sebesar 55% pelanggan akan mengurangi 9% pesanannya,
sebesar 20% pelanggan akan mengurangi 40% pesanannya, sebesar 10% pelanggan
akan mengurangi 80% pesanannya, dan sebesar 5% pelanggan akan mengurangi 100%
pesanannya. Maka taksiran kehilangan pesanan pelanggan perusahaan dapat
dihitung seperti dibawah ini.
Artinya: akibat dari
pelayanan yang kurang baik maka 25,95% daripesanan penjualan akan hilang.
Jika pelanggan melakukan pemesanan setiap tahunnya rata-rata sebesar
Rp. 5.000.000-, maka diperkirakan akan terjadi kehilangan pemesanan pelanggan
sebesar 25.95% dari keseluruhan rata-rata pemesanan pelangganper tahunnya,yaitu sebesarRp.5.000.000,
x25.95% : Rp. 1.297.500,-.
Dan jika perusahaan memiliki misalnya100 pelanggan saatitu, makadapat diperkirakan jumlah total dari kehilangan pemesanan adalah :
100xRp.1.297.500,- : Rp.129.750.000, Analisis inidapat digunakan oleh manajemen sebagai dasar
untuk mengukurintangible benefits.
2.Cost & Benefits Analysis
Setelah komponen biaya dan manfaat diketahui, maka cost &
benefits analysis bisa dilakukan untuk menentukan apakah sebuah proyek sistem
informasi layak atau tidak. Dalam analisa suatu investasi, terdapat dua aliran
kas, aliran kas keluar (cash outflow) yang terjadi karena pengeluaran-pengeluaran
untuk biaya investasi, dan aliran kas masuk (cash inflow) yang terjadi akibat
manfaat yang dihasilkan oleh suatuinvestasi. Aliran kas masuk atau yang sering dikatakan pula sebagai
proceed, merupakan keuntunganbersih
sesudah pajak ditambah dengan depresiasi (bila depresiasi masuk dalam komponen
biaya).
Adapun metode-metode7 yang digunakan dalamcost &benefits analysis diantaranya adalah: payback period method, return on investment method, net present value
method, dan internal rate of return method. Penjelasan dan contoh perhitungan
dari metode-metode tersebut dapat dilihat dibawah ini.
1)Payback Period Method
Penilaianproyek
investasimenggunakanmetode ini didasarkanpada lamanya investasitersebut dapat tertutup dengan aliran-aliran kas
masuk, dan faktor bunga tidak dimasukan dalam perhitungan ini.
Sebagai misal : Sebuah Proyek Sistem Informasi Manajemen bernilai
Rp. 20.000.000,-. Dan misalnya cash inflow tiap tahunnya adalahsama, yaitu sebesarRp. 6.000.000,-. Makaperiode pengembalian investasi ini adalah :
Rp. 20.000.000,-/Rp. 6.000.000,- = 3,333 tahun. Ini berarti proyek investasi
sistem informasi manajemen tersebut akan tertutup dalam waktu 3 tahun 3 bulan.
Bilacash inflow tiap tahun
tidak samabesarnya, maka harus dihitung
satu-persatu sebagaiberikut.
Berdasarkan data pada Lampiran-01, misalnya nilai proyek sistem informasi
manajemen adalah Rp. 788.500.000,-, dan umur ekonomis proyek tersebutadalah 4 tahun dancash inflow setiaptahunnya adalah seperti berikut ini :
cash inflow tahun 1 sebesar Rp.
285.000.000,-
cash inflow tahun 2 sebesar
Rp. 372.500.000,-
cash inflow tahun 3 sebesar
Rp. 486.000.000,-
cash inflow tahun 4 sebesar
Rp. 542.250.000,-
Maka payback period untuk investasi sistem informasi manajemen ini
adalah :
Nilai investasi= Rp.
788.500.000,-
cash inflow tahun 1= Rp.
285.000.000,-
Sisa investasi tahun 2= Rp.
503.500.000,-
cash inflow tahun 2= Rp.
372.500.000,-
Sisa investasi tahun 3= Rp.
131.000.000,-
Sisa investasi tahun 3 sebesar Rp. 131.000.000,- tertutup oleh
sebagian dari cash inflow tahun 3 sebesar Rp. 486.000.000,-, yaitu Rp.
131.000.000,-/Rp.486.000.000,- = 0.2695
bagian. Kesimpulannya adalah bahwa payback period investasi ini adalah 2 tahun
3,234 bulan. Dan kelayakan dari investasi ini dapat dilakukan dengan
membandingkanpayback period yangada denganmaximum paybackperiod yang
dianggap layak yang telah tetapkan sebelumnya. Misalnya maximum payback
periodadalah 3 tahun, berarti investasi
ini diterima.
2)Return On Investment
Metode pengembalian investasi digunakan untuk mengukur prosentase
manfaat yang dihasilkan oleh suatu proyek dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkannya. Sedangkan return on investment dari suatu proyek investasi
dapat dihitung dengan rumus:
Total
manfaat – Total biaya
ROI =
Total biaya
Berdasarkan datapadaLampiran-01,diketahui bahwa total manfaat dariProyek Pengembangan Sistem Informasi Manajemen PT. Genitya Dabatas &
Co. adalah :
Apabila suatu proyek investasi mempunyai ROI lebih besar dari 0 maka
proyek tersebutdapat diterima.Padaproyek ininilai ROInya adalah 0,8298 atau 82,98%, iniberartiproyek inidapat diterima,karena proyek ini akanmemberikan keuntungan sebesar 82,98% dari
total biaya investasinya.
3)Net Present Value Method
Metode nilai sekarang bersih merupakan metode yang memperhatikan
nilai waktu dari uang. Metode ini menggunakan suku bunga diskonto yangakan mempengaruhicash inflowatau arus dariuang. Berbeda
dengan metode payback period dan return on investment yang tidak memperhatikan
nilai waktu dari uang (time value of money) atau time preference of money.
Dalam metode ini satu rupiah nilai uang sekarang lebih berharga dari satu
rupiah nilaiuang dikemudian hari,karena uang tersebut dapat diinvestasikan
atau ditabung ataudidepositokan dalam
jangka waktu tertentu dan akan mendapatkan tambahan keuntungan dari bunga. Net
present value dapat dihitung dari selisih nilai proyek pada awal tahun dikurangi
dengan tingkat bunga diskonto. Besarnya NPV dirumuskan sebagai berikut :
Cash
Inflow 1Cash Inflow 2Cash Inflow n
NPV =- nilai proyek +++ ···
(1+i)1(1+i)2(1+i)n
Keterangan :NPV= net present value
i= tingkat suku bunga diskonto
n= umur proyek investasi
Bila nilai net present value > 0, berarti investasi menguntungkan
dan dapat diterima. Berdasarkan data pada Lampiran - 01 akan coba dihitung
besarnya nilai NPV dengan tingkat suku bunga diskonto yang diasumsikan adalah
sebesar 15% pertahun.
Dari hasil perhitungan diatas diketahui bahwa nilai NPVuntuk investasi Proyek Pengembangan Sistem
Informasi Manajemen PT. Genitya Dabatas & Co. adalah sebesar Rp.
371.117.041,7, ini berarti bahwa nilai NPV proyek tersebut > 0 sehingga
proyek tersebut dapat diterima.
4)Internal Rate of Return Method
Sama seperti NPV metode tingkat pengembalianinternalatauIRR juga merupakan metode
yang memperhatikan nilai waktu dariuang. Pada metode NPVtingkat
bungayang diinginkan telah ditetapkan
sebelumnya, sedangkan pada metode IRR, kita justru akan menghitung tingkat
bunga tersebut.Tingkatbunga yang akan dihitung ini merupakan
tingkat bungayangakan menjadikan jumlah nilaisekarang dari tiap-tiapcash inflow yang didiskontokan dengan tingkat
bunga tersebut sama besarnya dengan nilai sekarang dariinitial cash outflow atau nilai proyek.
Dengan katalain tingkat bunga iniadalah merupakan tingkat bunga persis
investasi bernilai impas, yaitu tidak menguntungkan dan juga tidak merugikan.
Dengan mengetahui tingkat bunga impas ini, maka dapat dibandingkan dengantingkat bunga pengembalian ataurate ofreturn yangdiinginkan, jika
lebih besar berarti investasi menguntungkan dan bila sebaliknya investasi tidak
menguntungkan.
Misalnya IRRyang dihasilkan oleh sebuah proyekadalah 25% yang berarti proyekini akan menghasilkan keuntungan dengan
tingkat bunga 25%. Bila rate of return yang diinginkan adalah 20%, maka proyek
dapat diterima kelayakannya.
1.KESIMPULAN
Hasil perhitungan yang didapat dari‘Cost & Benefits Analysis’ dengan menggunakanalat-alat analisis financial seperti Payback
Period, NPV, ROI dan IRR memang dapat dimanfaatkan dalam membantumengambil keputusan dalam menetapkankelayakan secara ekonomis sebuah Proyek
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen.Namun demikian, mengingat sebuah proyek pengembangan sisteminformasi manajemen merupakan proyek yang
memiliki apa yang disebut ‘intangible benefits’ maka kesuksesan analisis ini
banyak tergantung pada keakuratan analisis berdasarkan data &
informasiyang digunakan dalam
analisisini,terutama yangberkaitan dengan ‘intangible benefits yang dihasilkanoleh proyek sisteminformasi manajemen tersebut. Dan setidaknyadengan ‘Cost &Benefits Analysis’ kita dapat memastikan
secara ekonomisuntuk melanjutkan atau
tidak sebuah proyek sistem informasi manajemen yang akan kita bangun.
Sumber :
1.Raymond McLeod, Management
Information Systems, 8th Edition, Prentice Hall International, 2001. Url :
www.prenhall.com/mcleod
2.Jogiyanto H.M., Analisis
& Disain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori Dan Praktek
Aplikasi Bisnis,Edisi Kedua, Andi
Offset Yogyakarta, 2001.
3.Barry Render & Ralph M.
Stair, Jr., Quantitative Analysis for Management, 7th Edition, Prentice Hall
International, 2000. Url : www.prenhall.com/render
4.Frederick H. Wu.,
Accounting Information Systems, Theory and Practice, McGraw Hill Book Company
Japan, Tokyo, International Student Edition, 1984.
5.Williams S. Davis.,
Systems Analysis and Design, A Structured Approach, Reading, Massachussetts :
Addison Wesley Publishing Company, Inc., 1983.
6.Jeffrey L. Whitten, System
Analysis & Design Methods, 5th Edition, McGrawHill, 2001.